Selasa, 29 November 2011

What U Will do with 20 staffs.????????????

Assalamualaikum wr.wb universe ϑϑ

Menjadi pemimpin bukan perkara mudah. Dalam memimpin kita dituntut untuk bisa menjadi super duper leader dan mengayomi staf nya. Tapi perlu digarisbawahi bahwa pemimpin bukanlah dewa, berarti pemimpin tidak bisa menjadi sempurna semudah membalikkan telapak tangan, tapi butuh proses. Saya yakin semuanya setuju. Dan proses belajar itu salah satunya ada disini, SCORE. ϑϑ

kali ini, saya diminta untuk merancang sesuatu yang akan saya lakukan bila saya menjadi seorang pemimpin dengan minimal 20 staf. Hmm? Banyak ya? Mau diapakan staf – staf saya ini agar mereka terus loyal pada organisasi kami hingga akhir kepemimpinan??

Salah satu yang akan (dan HARUS) saya lakukan adalah mendengar. Mengapa? Mendengar bukan sekedar mendengar / menerima gelombang suara lalu meninterpretasikannya tapi juga mendengar yang lebih jauh, mendengar keinginan, mendengar keluh kesah, mendengar apapun yang mereka sampaikan.

Kenapa sih manusia diberi dua telinga dan satu mulut??? Karena ALLAH menyuruh kita untuk lebih banyak mendengar daripada bicara. Jika ALLAH sudah berkata demikian, berarti mendengar adalah sesuatu yg sangat penting, bukan??

Ketika kita berkeluh kesah pada sahabat kita, kita pasti merasa sangat sangat sangat nyaman apabila kita didengarkan dengan baik, meskipun sahabat kita tersebut tidak memberikan banyak saran dsb, tapi cukup dengan perhatian dia dalam mendengarkan saja sudah membuat kita bahagia dan merasa penting.

Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa pemimpin itu penting mendengar segala keinginan dan keluh kesah stafnya. Dari mendengar ini kita bisa melakukan tindakan yang lebih baik dan bijak.

Hal kedua yang akan saya lakukan adalah mengerti keadaan staf. Setiap orang memiliki kemampuan,sifat, dan aktivitas/kesibukan yang berbeda. Maka kita sebagai pemimpin wajib memahami itu dan memberikan kesempatan seluas-luasnya sesuai kemampuan dan sifatnya. Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita padahal staf kita tersebut tidak senang / tidak mampu melakukannya.

Contoh : ada staf yang bersifat pendiam dan sulit bicara di depan orang banyak. Lalu tiba – tiba kita meminta dia untuk menjadi MC disebuah acara. Staf tersebut tidak percaya diri dan merasa tidak mampu. Namun karena tidak ada orang lain yg bisa disuruh, maka kita memaksa dia untuk jadi MC.

Yang ketiga adalah menciptakan rasa kekeluargaan. Bekerja dalam satu tim tidak hanya bicara tentang profesionalitas tapi juga tentang kekeluargaan. Bisa kita bayangkan bila dala satu tim ada segelintir orang yang hanya mementingkan ego masing – masing, pasti atmosfer tim kita sangat tidak nyaman. Cara yg bisa saya lakukan adalah mengajak mereka jalan – jalan / bonding atau sekedar makan siang bersama, dan berusaha membuat rapat menjadi sesantai mungkin, namun tetap serius.

Mungkin sekian dulu yang bisa saya janjikan bila saya menjadi pemimpin dengan 20 staf. Semoga dengan 3 hal ini saya bisa jadi pemimpin yang bijak dan membuat staf saya loyal dari awal – hingga akhir kepengurusan. Amin... ϑ

Wassalamualaikum ϑ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar